Jakarta Anda akrab dengan sinema komedi romantis Thailand alias Thai romcom (romantic comedy)?
Pengakuan terbesar kalau Thai romcom kini jadi satu fenomena budaya pop mainstream kita adalah, ada film nasional yang dibuat ulang berdasar film jenis tersebut. Film yang dibintangi Chelsea Islan, Love You.. Love You Not merupakan buat ulang dari film Thailand I Fine.. Thank You Love You (2014).
Kalau dirunut lagi, Thai romcom menjadi fenomena hingga ke negeri luar Thailand lewat sukses besar SuckSeed (2011). Film yang mengisahkan band anak sekolahan berikut kisah cinta khas ABG yang menyertainya tersebut memikat banyak pecinta film. Sejak sukses SuckSeed, sinema Thailand tak hanya dikenal lewat film horornya atau film berlatar kerajaan masa lampau macam Ongbak. Orang mengenal sub-genre baru: Thai romcom.
Di bioskop kita, baru saja beredar film anyar sejenis ini, May Nhai Fai Raeng Froer atau judul Inggris-nya, May Who?. Yang istimewa, film ini lahir dari sutradara yang melahirkan SuckSeed, Chayanop Boonprakob. Maka, pertanyaan yang timbul saat hendak menonton May Who? adalah, apa filmnya bakal sekeren SuckSeed?
Hm, SuckSeed sendiri punya tempat sendiri di hati saya. Bagi saya, SuckSeed adalah padanan kita untuk Ada Apa dengan Cinta?. Saya tak hendak bilang dua film itu ceritanya sejenis. Dua film itu patut berdiri sejajar sebagai juru bicara anak muda sebuah generasi negara masing-masing. AAdC? mewakili remaja Indonesia awal 2000-an dan SuckSeed mewakili remaja Thailand awal 2010-an.
Dengan amat baik SuckSeed mengawinkan cerita dan musik yang terasa dekat bagi remaja, penonton utama filmnya. Tema seputar cinta dan persahabatan dipadukan dengan musik rock. Selain itu bagi saya, SuckSeed merupakan film yang baik untuk mengenal sinema Thai romcom lebih jauh. Selain ceritanya universal–yang artinya bisa saja dialami remaja di belahan Bumi manapun–humornya pun masih pada tataran “halus”dibanding film-film sejenis.
Kian banyak menonton film Thai romcom, Anda pasti bakal menemukan jenis humor yang terasa lain dari yang biasa ditonton. Yang ditawarkan komedi rasa Thai romcom bukan satire, parodi ataupun komedi hitam. Yang ditawarkannya malah komedi jenis paling gampang untuk memantik urat tawa penonton, yakni komedi sarkastik dan slapstick. Bagi yang tak akrab dengan komedi ini, mungkin bakal bilang leluconnya murahan. Beberapa leluconnya bahkan terasa bikin jijik yang nonton (tengok adegan di ATM: Er Rak Error atau I Fine.. Thank You Love You sebagai contoh).
Sampai di sini, menonton sinema Thai romcom sejatinya adalah semacam pembelajaran sampai di mana Anda bertoleransi dengan budaya yang berbeda dengan tempat Anda tinggal. Saat Anda menerimanya (termasuk menerima kenyataan setampan apapun aktor Thailand, cara mereka bicara ya seperti itu, cempreng), Anda bolehlah bangga telah menjadi sosok yang toleran serta mampu menghargai budaya dan tradisi berbeda.
Konon di Thailand sana, May merupakan salah satu nama yang paling umum. Di sekolah pasti ada saja yang bernama May anu atau May itu. Tokoh kita bernama May. Tepatnya May Nhai (diperankan Sutatta “PunPun” Udomsilp, yang tampil menggemaskan di Seven Something). Jika diterjemahkan ke Inggris May Nhai berarti pula “May Who” yang secara harafiah bermakna “May siapa?” atau “May yang mana?”. Dari sini, sineasnya bermaksud hendak bilang tokoh kita bukan sosok penting di sekolahnya, sebuah SMA dengan kurikulum Jepang-Thailand.
Di awal film kita diperkenalkan pada penggolongan kasta yang umum terjadi di sekolah. Ada kumpulan murid populer, murid kutu buku, atlet, dan yang terakhir mereka yang tak masuk kategori apapun alias mereka yang keberadaannya tak dianggap.
Tokoh kita yang lain, Pong (Bank Thiti dari serial Hormones The Series), murid yang gemar menggambar ala manga, termasuk golongan yang tak dianggap. Ia naksir cewek populer. Di lain pihak, kita kemudian juga tahu May naksir cowok paling populer di sekolah, Fame (Thanapob “Tor” Leeratanakachorn, ikut membintangi The Swimmer dan serial Hormones The Series). Mudah ditebak, Pong dan May lalu bersahabat. Belakangan benih-benih cinta pun malah tumbuh di antara mereka.
Melihat ceritanya yang begitu saja memang tak ada yang istimewa dari May Who? ini. Namun, ini bukan film kisah cinta remaja biasa. Film ini punya twist alias kelokan.
Kelokannya adalah May ternyata punya “kekuatan super”! Tubuhnya mengaliri listrik. Jika ia merasa terlalu sedih, terlalu gembira atau bersemangat detak jantungnya naik pesat. Melewati angka 120, tubuhnya mengalirkan listrik. Siapa saja yang menyentuh atau disentuhnya bakal kena setrum. Tentu menjadi persoalan bagaimana May bisa pacaran selayaknya orang normal dengan kondisi tubuh seperti itu.
Hm, melihat sosok May saya teringat karakter Rogue dari komik dan film X-Men. Di hikayat X-Men, Rogue digambarkan sebagai remaja perempuan yang baru mengenal cinta. Namun, ia harus merana karena kekuatan mutan yang ia miliki justru membuatnya tak bisa dekat dengan lawan jenis. Orang lain yang menyentuh kulitnya pasti akan celaka.
Di film X-Men pertama (rilis 2000), Rogue digambarkan begitu menderita dengan kekuatan super yang ia miliki. Jiwa remajanya yang tengah mengenal cinta pada lawan jenis jadi tak tersalurkan.
Film May Who? bisa mengambil jalan seperti kisah Rogue di X-Men. Tapi ini Thai romcom, bukan film superhero melodramatis Hollywood. Humor dan lelucon khas Thai romcom harus jadi suguhan utama.
Sutradara Chayanop Boonprakob menjadikan “kekuatan super” May bahan olok-olok yang tak ada habisnya. Ia membuat penonton terpingkal-pingkal sepanjang film. Sebagai bonus pula, ia menyelipkan animasi dua dimensi khas anime untuk momen-momen saat manga ciptaan Pong di buku tulisnya dihidupkan. Animasinya begitu halus. (Satu hal yang terlihat jelas di May who? adalah: jika Battle of Surabaya jadi ukuran pencapaian animasi dua dimensi kita, sinema kita sudah tertinggal jauh dari Thailand.)
Di balik kelucuan polah para tokohnya, film ini tetap menyajikan drama. Kita dibuat teraduk-aduk pada bagaimana kisah asmara tokohnya akan bermuara. Apa Pong dan May pada akhirnya mengakui kalau mereka saling jatuh cinta? Atau keduanya tetap pada pilihan hati pertama masing-masing?
Sinema Thai romcom tak pernah memberi jawaban yang gampang ditebak. Cirinya yang lain adalah kepiawaian film jenis ini mengaduk emosi kita, memainkan kelokan-kelokan cerita. May Who? pun seperti itu. SuckSeed memang tetap jadi salah satu film Thailand terbaik. Namun, May Who? sebuah tontonan Thai romcom yang mengasyikkan.**(Ade/Rul)
+ There are no comments
Add yours