Jakarta – Mendengar kata monster, mungkin yang langsung terpikir adalah makhluk raksasa buas dengan wujud mengerikan. Kehadirannya kerap menjadi sorotan utama dalam film, termasuk 10 Cloverfield Lane yang baru saja tiba di bioskop Indonesia.
Secara umum, 10 Cloverfield Lane mengusung genre psychological thriller. Film ini memiliki sajian utama misteri dan ketegangan yang sangat kuat. Sejak awal hingga pertengahan film, kita akan melihat kehidupan dalam bunker yang dibuat untuk bertahan hidup dari serangan monster raksasa.
Dikisahkan, seorang wanita muda (Mary Elizabeth Winstead) terbangun dan menemukan dirinya berada di gudang bawah tanah setelah mengalami kecelakaan mobil. Seorang pria (John Goodman) lalu muncul di hadapannya.
Pria tua itu mengklaim dirinya telah menyelamatkan sang wanita dari bencana kimia, dan bahwa dunia luar dianggap sudah tak layak huni. Sang wanita meragukan pernyataan tersebut dan berusaha melarikan diri. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari apa yang mengintainya di permukaan tanah.
Sesuai sinopsisnya, kita dibawa untuk ikut merasakan ketegangan yang menyelimuti karakter wanita tersebut. Hebatnya sutradara Dan Trachtenberg berhasil menghadirkan ketegangan tersebut meski ia tidak terlalu berlebihan dalam menggambarkan adegan yang melibatkan kekerasan fisik.
Lebih hebat lagi, Dan Trachtenberg sukses membawa ketegangan penonton naik turun lewat akting maksimal John Goodman, Mary Elizabeth Winstead, dan John Gallagher, Jr. Apalagi hanya mereka bertiga ini yang intens muncul dalam 10 Cloverfield Lane. Sebagai penyedap, hubungan ketiganya digambarkan dalam ikatan kekerabatan yang dipersatukan lewat teror yang mereka alami.
Ketiga bintang ini mampu berakting secara efektif tanpa berada di lokasi yang luas. Setting film yang sebagian besar hanya berada di dalam bungker, mampu dimainkan sedemikian rupa hingga ruangan tertutup ini makin mencekam dan menegangkan.
Lalu, bagaimana dengan penampakan monster yang digembar-gemborkan melalui promo film ini? Jawabnya adalah: ada, dan cukup panjang. Namun sebelum tiket menuju penampakan monster diperoleh, para penonton harus lebih dahulu melewati ketegangan yang disajikan selama di dalam bungker.
Satu hal yang patut diketahui, film ini dibuat oleh studio yang sama dengan Cloverfield. Jika film yang rilis tahun 2008 tersebut mengusung gaya found footage, maka 10 Cloverfield Lane menggunakan gaya orang ketiga yang lebih konvensional.
Selain itu, 10 Cloverfield Lane bukanlah sekuel langsung atau spinoff Cloverfield. Pada kenyataannya, film terbaru ini hanya dijadikan semacam ‘sekuel spiritual’. Artinya, 10 Cloverfield Lane hanya meminjam unsur-unsur dari Cloverfield tanpa memiliki kaitan cerita.
Akhir kata, 10 Cloverfield Lane dirasa wajib sebagai tontonan para pencinta film thriller dan monster. Film 10 Cloverfield Lane bukanlah jenis sinema yang mengesampingkan kualitas cerita demi menampilkan efek visual dahsyat. Bahkan, banyak juga bumbu humor gelap serta momen tegang yang tidak dibuat secara klise.
Film 10 Cloverfield Lane juga memiliki pesan terselubung yang mengingatkan kita untuk terus berusaha sebaik mungkin saat hendak mencapai tujuan dalam tekanan sebesar apa pun. Andaikan hal itu tidak tercapai, maka kita harus bergerak lagi ke arah lain, membuang impian lama, dan siap mengorbankan apa pun.
+ There are no comments
Add yours